Jumat, 10 Agustus 2007

Jalan Sendiri, Nggak Seru dan Nggak Tumbuh

Sebuah spanduk mencolok bertuliskan You’ll never walk alone nampak diarak diantara ribuan orang di kota pelabuhan Liverpool, Inggris, setelah kesebelasan kesayangan kota itu Liverpool (The Reds) meraih juara Piala Champions.

Memang, jalan rame-rame lebih menarik dan seru daripada jalan sendiri. Jangan biarkan, siapapun, jalan sendiri. Sepi. Begitu pula dalam peta bisnis dan pemasaran.

Ketika belasan tahun lalu mungkin sebagian besar orang seolah tidak ada pilihan lain untuk makan kacang kecuali Dua Kelinci, tiba-tiba diramaikan oleh Kacang Garuda yang progresif.

Seolah tersentak, Dua Kelinci lalu mengeluarkan jurus kreatif dalam komunikasi publik. Makin seru ketika isu kolesterol jadi objek pertarungan. Yang satu memunculkan kacang atom satunya muncul dengan nama sukro. Barangnya sama. Tapi seolah-olah Garuda tidak menjual sukro dan Dua kelinci tak bikin kacang atom. Atau ngomong kacang atom ya Garuda, ngomong sukro ya Dua Kelinci.

Lebih seru lagi, lima tahun lalu siapa sangka bahwa Indofood dalam bisnis mie instannya akan ada yang bisa menandingi. Dengan produk andalannya Indomie, apapun yang diproduksi akan ludes diterima pasar. Sampai kemudian membuat produk yang customized dengan judul Selera Nusantara. Kalau ada lawan, tidak cukup menggoyahkan.

Siapa sangka kemudian kelompok Wings yang sebelumnya menjadi ’penggoda’ Unilever di toiletries, tiba-tiba mengepakkan sayap WingsFood dengan produksi mie instan Mie Sedap. Dengan dagangan utama mi goreng disusul promosi hard selling yang massive tiba-tiba menggerogoti serius pangsa pasar Indomie.

Tidak ada komentar: